Friday 23 September 2011

Kecintaan Seorang Sahabat Radhiyallahu Anhu

In the Name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful. God Almighty says in the Holy Quran: "By Time, Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience." (Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (Surah Al-Asr ‘103: verse 1-3)



Dari 'Aisyah Radhiyallahu Anha katanya, "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Sallallaahu `Alayhi waa`Sallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri dan engkau lebih aku cintai daripada orang tuaku. Jika aku berada di rumah, aku senantiasa merindukan dan tak sabar untuk secepatnya dapat bertemu dan melihatmu.

Dan apabila aku teringat kematianku dan kematianmu, tetapi aku tahu engkau kelak dimasukan ke dalam surga, tentunya engkau akan ditempatkan di surga yang paling tinggi beserta para Nabi.

Sedangkan jika aku dimasukkan ke dalam surga, aku takut jika kelak tidak dapat melihatmu lagi". Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam tidak menjawab ucapan orang tersebut sampai Jibril menurunkan firman Allah:,

Artinya: Dan barang siapa mencintai Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu Nabi-nabi, para Shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang sebaik-baiknva. (An Nisaa': 69)

(Thabrani, Abu Nuaim. Al-Hilyah. 4/240)

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu dikatakan ada seorang lelaki datang kepada Nabi seraya berkata. "Wahai Rasulullah aku sangat mencintaimu dan selalu mengingatimu. tapi yang aku takutkan jika kelak engkau dimasukkan ke dalam surga di tingkat yang paling tinggi sedangkan aku dimasukkan di tempat yang tidak sama denganmu, maka aku takut tidak dapat lagi melihatinu kelak di akhirat".

Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam tidak menjawab ucapan lelaki itu sampai Allah menurunkan fimian-Nya.

Wa man yutiillah war Raszila fa ulaika ma'al ladzina . . . (An Nisaa': 69).

Setelah itu Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam membacakan ayat tersebut di hadapan lelaki itu dan mendoakanya."

(Thabrani, Al-Haitsami. 4/7)

Kecintaan Sa'ad bin Mu'adz Radhiyallahu Anhu.

Dari Abdullah bin Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, '.Sesungguhnya Sa'ad bin Muadz Radhiyallahu Anhu, berkata kepada Nabi Sallallaahu `Alayhi`waa`Sallam. "Ya Rasulullah. maukah engkau kami buatkan sebuah benteng dan kami siapkan di sisimu sebuah kendaraan. Kemudian kami maju berhadapan dengan musuh, jika kami diberi kemenangan oleh Allah maka itulah yang kami harapkan.

Tapi jika terjadi sebaliknya, maka engkau dapat segera pergi dengan kendaraan ini. menemui pasukan kita yang masih ada di belakang kita. sebab di belakang kami tertinggal sejuklah kaum yang sangat mencintaimu.

Sungguh andaikata mereka tahu bahwa engkau akan berperang pasti mereka akan ikut semuanya. Akan tetapi di karenakan mereka tidak tahu bahwa engkau akan menemui pasukan musuh seperti ini. maka tidaklah heran jika sebagian orang tidak ikut bersama engkau.

"Maka Rasullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam menyatakan terimakasihnya dan mendoakan kebaikan baginva, kemudian mereka membangunkan sebuah benteng bagi Nabi.

(Ibnu Ishaq, Al-Bidayah 3/268)

Perilaku Abu Ayyub Radhiyallahu Anhu terhadap Nabi Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam.

Dari Abu Ayyub Radhiyallahu Anhu. "Ketika Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam berhijrah ke Madinah. maka Beliau tinggal di rumah Abu Ayyub Radhiyallahu Anhu. Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam tinggal di bagian bawah sedangkan Abu Ayyub di bagian atas rumah.

Ketika malam tiba. Abu Ayyub tersadar bahwa ia tinggal di atas Nabi Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam berarti dirinya berada di antara Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam dan wahyu. Hal itu membuat ia susah untuk tidur. la pun khawatir jika  ia menggerakkan kakinya dapat merontohkan debu-debu sehingga menyusahkan Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam.

Ketika pagi hari tiba maka ia berkata kepada Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam "Wahai Rasulullah, saya baru tersadar bahwa saya berada diatasmu Dan engkau berada di bawahku. sehingga saya takut bergerak yang menyebabkan jatuhnya debu-debu kepadamu. Dan saya pun berada di antara engkau dan wahyu."

Jawab Nabi Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam, "Wahai Abu Ayyub jangan kamu berlebihan, maukah aku ajarkan kepadamu suatu ucapan yang jika kamu mengucapkannya setiap pagi dan petang, sebanyak 10 kali.

Maka Allah akan memberikan 10 kebaikan. menghapuskan 10 dosa dan mengangkatmu 10 derajat dan kelak padi hari Kiamat engkau akan digolongkan sebagai seorang yang telah mcmbebaskan 10 budak. Ucapan itu ialah:

Laa ilaaha illallaahu wahdahulaa syarikalahu . . .

(Thabrani, Kanzul Ummal, 1/294)

Dari Abu Ayyub katanya,"Ketika beliau tinggal di rumahku maka aku berkata kepadanya, "Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya daku merasa tidak enak jika tinggal di atasmu dan engkau berada di bawahku." Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam bersabda, "Sesungguhnya lebih mudah bagi kami untuk tinggal di bawah saja, agar memudahkan kami ketika menerima tamu." (Thabrani)

Suatu ketika tempat airku pecah maka airnya tumpah ke lantai. maka aku bersama istriku (Ummu Ayyub) segera mengeringkanya dengan kain milik kami padahal kami tidak memiliki lagi selimut lain kecuali itu. dengan perasaan takut dan khawatir air tersebut akan mengenai beliau dan menyusahkannva.

Dan setiap hari kami menghidangkan makanan bagi Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam dan jika ada sisa dari makanan tersebut maka kami makan pada bagian bekas-bekas tangan Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam agar kami mendapat berkat dengan hal itu.

Pada suatu malam ketika kami hidangkan makan malam. kami bubuhkan di dalam masakan tersebut bawang. Beliau mengembalikannya kepada kami. Dan kami melihat tidak ada sedikit pun bekas tangan beliau.

Maka hal ini kami ceritakan kepada Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam, mengenai makanan kami dan apa sebab beliau tidak mau menyentuh makanan kami sedikit pun kata Beliau, "Aku dapatkan pada makanan ini bau bawang putih, di karenakan aku adalah seorang lelaki vang senantiasa berdzikir kepada Allah.

Maka aku tidak senang bila mulutku tercium bau yang tidak enak. Sedangkan untuk kalian maka silahkan kalian memakannya."

(Kanzul Ummal. 5/50)