Tuesday 20 September 2011

Hijab (Purdah) Isteri-Isteri Nabi Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam

In the name of Allah , the Entirely Merciful, the Especially Merciful. God Almighty says in the Holy Quran: "By Time, Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience." (Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (Surah Al-Asr ‘103: verse 1-3)


Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata, 'Pertama kali ayat tentang hijab diturunkan adalah ketika Rasulullah Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam menikahi Zainab binti jahsy. Pada pagi hari Rasulullah Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam menikahi Zainab beliau mengundang orang-orang lalu mereka makan dan kemudian pergi.

Sekelompok orang masih tinggal bersama Nabi. Mereka tetap di sana untuk waktu yang lama. Rasulullah Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam bangkit dan aku pergi bersamanya hingga kami sampai di pintu ruangan 'Aisyah. Ketika beliau duga orang-orang itu mereka telah pergi, beliau kembali dan aku kembali bersamanya dan mereka ternyata sudah pergi. Maka beliau memasang tabir antara aku dan beliau lalu turunlah ayat tentang hijab,

Firman Allah Taala: "Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu memasuki rumah Nabi kecuali kamu diizinkan makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang, maka masuklah dan jika kamu selesai makan keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar). (QS. 33:53)

Dan aku berumur 15 tahun pada waktu itu.

Menurut ibnu Abbas, Ayat tentang hijab istri-istri Rasulullah Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam diturunkan ketika Umar Radhiyallahu Anhu sedang makan bersama Nabi Sallallaahu `Alayhi-waa-Sallam. lalu tangannya menyentuh tangan salah seorang istri Nabi Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam, maka ayat tentang hijab diturunkan.

Orang-orang bertanya kepada Zuhri, "Siapakah yang biasa mengunjungi para istri Nabi?" Dia menjawab, "Setiap orang yang mempunyai hubungan keturunan atau sesusuan yang menghalangi pernikahan".

Ditanyakan, "Bagaimana dengan orang-orang lain?" Dia menjawab, "Mereka harus menyelubungi diri dari mereka. Mereka harus berbicara dari balik tabir. Dan tabirnya hanya selapis". Pernah juga Ummu Salamah dan Maimunah sedang bersama Nabi Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam, tiba-tiba lbnu Ummi Maktum masuk. Peristiwa itu terjadi setelah hijab diturunkan.

Nabi Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam berkata kepada istri-istrinya, "Selubungilah diri kalian darinya." lstrinya bertanya, "Ya Rasulullah Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam, bukankah dia buta?" Beliau Sallallaahu`Alayhi-waa-Sallam menjawab, "Apakah kalian juga buta? Tidakkah kalian melihatnya?"