Wednesday 21 September 2011

Penderitaan Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam (4)

In the Name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful. God Almighty says in the Holy Quran: "By Time, Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience." (Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (Surah Al-Asr ‘103: verse 1-3)


Bazzar dan Thabarani telah memberitakan dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu katanya:

Satu peristiwa, ketika Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam bersembahyang di Masjidil Haram, dan ketika itu pula Abu jahal bin Hisyam, Syaibah dan Utbah keduanya putera dari Rabi'ah, Uqbah bin Abu Mu'aith, Umaiyah bin Khalaf dan 2 orang yang lain, semua mereka 7 orang, mereka sekalian sedang duduk di Hijir, dan Rasuluilah Sallallaahu` Alayhi `waa `Sallam pula sedang asyik bersembahyang, dan apabila beliau bersujud, selalunya beliau memanjangkan sujudnya.

Maka berkatalah Abu Jahal: 'Siapa berani pergi ke kandang unta suku Bani fulan, dan mengambil najisnya untuk mencurahkan ke atas kedua bahunya, bila dia sedang sujud nanti?' 'Aku!' jawab Uqbah bin Abu Mu'aith, orang yang paling jahat di antara yang 7 di situ. Lalu Uqbah pergi mengambil najis unta itu, dan diperhatikannya dari jauh, apabila Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam bersujud dicurahkan najis unta itu ke atas kedua bahunya.

Berkata penyampai cerita ini, Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu: Aku melihat perkara itu, tetapi aku tidak berdaya untuk menghalangi atau melawan kaum Quraisy itu. Aku pun bangun dan meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal dan sedih sekali. Kemudian aku mendengar, bahwa Fathimah, puteri Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa`Sallam datang dan membuangkan kotoran itu dari bahu dan tengkuk beliau.

Kemudian dia mendatangi mereka yang melakukan perbuatan buruk itu, sambil memaki mereka, tetapi mereka diam saja, tidak menjawab apa pun. Ketika itu Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam pun mengangkat kepalanya, sebagaimana beliau mengangkat kepala sesudah sempurna sujud. Apabila sudah selesai dari sembahyangnya, beliau lalu berdoa:

Ya Allah! Ya Tuhanku! Balaslah kaum Quraisy itu atas penganiayaannya kepadaku! Balaslah atas Utbah, Uqbah, Abu Jahal dan Syaibah! Sekembalinya dari masjid, beliau telah ditemui di jalanan oleh Abul Bukhturi yang di tangannya memegang cambuknya.

Bila Abul Bukhturi melihat wajah Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam dia merasa tidak senang, karena dia tahu ada sesuatu yang tidak baik terjadi terhadap dirinya: 'Hai Muhammad! Mengapa engkau begini?' tegur Abul Bukhturi.

'Biarkanlah aku!' jawab Nabi Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam 'Tuhan tahu, bahwa aku tidak akan melepaskanmu sehingga engkau memberitahuku, apa yang terjadi pada dirimu terlebih dulu?!' Abul Bukhturi mendesak Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam untuk memberitahunya apa yang telah terjadi. Apabilla dilihatnya beliau masih mendiamkan diri, dia berkata lagi:

'Aku tahu ada sesuatu yang terjadi pada dirimu, sekarang beritahu!' pinta Abul Bukhturi lagi Apabila Nabi Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam melihat bahwa Abul Bukhturi tidak mau melepaskannya, melainkan sesudah beliau memberitahunya apa yang terjadi, maka beliau memberitahunya apa yang terjadi:

'Abu jahal membuat angkara!' beritahu Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam 'Abu jahal lagi? Memang sudah aku kira, apa yang dibuat kepadamu kali ini?!' tanya Abul Bukhturi lagi. 'Dia menyuruh orang meletakkan kotoran unta ke atas badanku ketika aku sedang bersujud dalam sembahyangku,' jelas Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam 'Mari ikut aku ke Ka'bah,' pujuk Abul Bukhturi.

Abul Bukhturi dan Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam pun pergi ke Ka'bah dan terus menuju ke arah tempat duduk Abu jahal. Abul Bukhturi kelihatan marah sekali. 'Hai Bapaknya si Hakam!' teriak Abul Bukhturi. 'Engkau yang menyuruh orang meletakkan kotoran unta ke atas badan Muhammad ini?' katanya dengan keras.

'Ya,' jawab Abu Jahal. 'Apa yang engkau mau?' Abul Bukhturi tidak banyak bicara, melainkan ditariknya cambuknya lalu dipukulnya kepala Abu jahal berkali-kali. Orang ramai di situ lari berhamburan, dan teman-teman Abu jahal hiruk-pikuk menyalahkan Abul Bukhturi.

'Celaka kamu!' jerit Abu Jahal memprotes, dan badannya terlihat kesakitan karena pukulan cambuk Abul Bukhturi itu.' Dia layak diperlakukan begitu, karena dia menimbulkan permusuhan di antara kita sekalian, agar terselamat pula dia dan kawan-kawannya!' tambah Abu jahal lagi. (Majma'uz Zawa'id 6:18)

Menurut Ahmad yang meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu. katanya: Aku lihat semua orang yang dijanjikan Nabi Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam akan mati itu, semuanya terbunuh di medan Badar, tiada seorang pun yang terselamat. (Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:44)



INGATLAH: UMATi 4U ‘LAW KANA BAINANA’


Puisi  . . .


Wahai Tuhanku, kami telah lalai lupa,

Namun setiap orang daripada kami tetap tamakkan,

Keampunan-Mu, dan sifat pemurah-Mu dan kebebasan daripada neraka-Mu,

Dan juga kami tamakkan syurga, yang dimasuki bersama-sama penghulu seluruh manusia.


Kami mohon pada-Mu...

Mohon dengan sangat, wahai Tuhanku,

Dari sudut hati kami yang paling dalam...



Start . . .

Jika Kekasih-Mu, masih berada bersama-sama kami,

Akan terlunaslah segala hutang dan semakin hampirlah

dengan haruman Baginda, sebelum hilangnya,

rasa yang meronta-ronta untuk berada hampir dengan Kekasih-Mu.



Berada berhampiran Baginda, jiwa turut menjadi harum

Dan apa jua yang kalian doakan kepada Allah, akan diperkenankan,

Cahaya Nabi Muhammad tidak akan pernah sirna,

Sempatkanlah kami bertemu dengan Baginda,

Wahai Tuhan yang Maha Memperkenankan doa hamba...



Hidayahmu kepada alam merata meluas,

Tanda hampirnya kasih sayang Tuhan pemberi hidayah,

Hadith-hadithmu ibarat sungai mengalir jernih,

Berada di sisimu bagaikan dahan yang tumbuh segar dan basah.



Kutebus diriku dengan dirimu, wahai Kekasihku,

Nabi Muhammad yang mulia, yang asing,

Berada berhampiranmu, jiwa menjadi harum,

Wahai yang diutuskan sebagai tanda kasih sayang Tuhan kepada seluruh alam....



Wahai Kekasihku, wahai Nabi Muhammad

Wahai pengubat hatiku, wahai yang dipuji dipuja

Dirimu memiliki kelebihan yang diakui

Oleh Tuhan yang turut berselawat ke atasmu.