Monday 26 September 2011

Gagah dan Jujur

In the Name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful. God Almighty says in the Holy Quran: "By Time, Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience." (Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (Surah Al-Asr ‘103: verse 1-3)

Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam menjulukinya dengan seorang yang "Gagah dan Jujur". Suatu ketika datang sebuah delegasi dari kaum Kristen menemui Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam. Mereka mengatakan, "Ya Ayah Kasim! Kirimkanlah bersama kami seorang sahabatmu yang engkau percayai untuk menyelesaikan perkara kebendaan yang sedang kami pertengkarkan, karena kaum muslimin di pandangan kami adalah orang yang disenangi." Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam bersabda kepada mereka, "Datanglah ke sini nanti petang, saya akan kirimkan bersama kamu seorang yang 'gagah dan jujur'."

Dalam kaitan ini, Umar bin Khatab Radhiyallahu Anhu mengatakan, "Saya berangkat mau salat Zuhur agak cepat, sama sekali bukan karena ingin ditunjuk sebagai delegasi, tetapi karena memang saya senang pergi salat cepat-cepat. Setelah Rasulullah selesai mengimami salat Zuhur bersama kami, beliau melihat ke kiri dan ke kanan.

Saya sengaja meninggikan kepala saya agar beliau melihat saya, namun beliau masih terus membalik-balik pandangannya kepada kami. Akhirnya beliau melihat Abu Ubaidah bin Jarah, lalu beliau memanggilnya sambil bersabada, 'Pergilah bersama mereka, selesaikanlah kasus yang menjadi perselisihan di antara mereka dengan adil.' Lalu Abu Ubaidah pun berangkat bersama mereka."


Sikapnya Dalam Peristiwa Saqifah:

Sepeninggal Rasulullah Sallallaahu `Alayhi `waa `Sallam. Umar bin Khatab Radhiyallahu Anhu mengatakan kepada Abu Ubaidah bin Jarah di hari Saqifah, "Ulurkan tanganmu! Agar saya baiat kamu, karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sungguh di setiap kaum terdapat orang jang jujur.

Orang yang jujur di kalangan umatku adalah Abu Ubaidah.' Lalu Abu Ubaidah menjawab, 'Saya tidak mungkin berani mendahului orang yang dipercayai oleh Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam. menjadi imam kita di waktu salat, oleh sebab itu kita seyogianya membuatnya jadi imam sepeninggal Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam.

Jihadnya:

Abu Ubaidah bin Jarah Radhiyallahu Anhu ikut partisipasi dalam semua peperangan Islam, bahkan selalu mempunyai andil besar dalam setiap peperangan tersebut. Dia berangkat membawa pasukan menuju negeri Syam, dengan izin Allah dia berhasil menaklukkan semua negeri tersebut.

Ketika wabah penyakit Taun merajalela di negari Syam, Khalifah Umar bin Khatab Radhiyallahu Anhu mengirim surat untuk memanggil kembali Abu Ubaidah. Namun Abu Ubaidah menyatakan keberatannya sesuai dengan isi surat yang dikirimkannya kepada khalifah yang berbunyi, "Hai Amirul Mukminin!

Sebenarnya saya tahu, jika kamu memerlukan saya, akan tetapi seperti kamu ketahui saya sedang berada di tengah-tengah serdadu muslimin. Saya tidak ingin menyelamatkan diri sendiri dari musibah yang menimpa mereka dan saya tidak ingin berpisah dari mereka sampai Allah sendiri menetapkan keputusannya terhadap saya dan mereka.

Oleh sebab itu, sesampainya surat saya ini, tolonglah saya dibebaskan dari rencana baginda dan izinkanlah saya tinggal di sini." Setelah Umar Radhiyallahu Anhu membaca surat itu, dia menangis, sehingga para hadirin bertanya, "Apakah Abu Ubaidah sudah meninggal?" Umar menjawabnya, "Belum, akan tetapi kematiannya sudah di ambang pintu."


Biografinya:

Sepeninggal Abu Ubaidah Radhiyallahu Anhu Muaz bin Jabal berpidato di hadapan kaum muslimin yang berisi, "Hai sekalian kaum muslimin! Kalian sudah dikejutkan dengan berita kematian seorang pahlawan, yang demi Allah saya tidak menemukan ada orang yang lebih baik hatinya, lebih jauh pandangannya, lebih suka terhadap hari kemudian dan sangat senang memberi nasihat kepada semua orang dari dia. Oleh sebab itu kasihanilah dia, semoga kamu akan dikasihani Allah."


Wafatnya:

Menjelang kematian Abu Ubaidah Radhiyallahu Anhu dia memesankan kepada serdadunya, "Saya pesankan kepada kalian sebuah pesan, jika kalian terima, kalian akan baik, 'Dirikanlah salat, bayar zakat, puasalah bulan Ramadan, berdermalah, tunaikan ibadah haji dan umrah, saling nasihat menasihatilah kalian, sampaikanlah nasihat kepada pimpinan kalian, jangan suka menipunya, janganlah kalian terpesona dengan keduniaan, karena betapapun seorang melakukan 1000 upaya, dia pasti akan menemukan kematiannya seperti saya ini.

Sungguh Allah telah menetapkan kematian untuk setiap pribadi manusia, oleh sebab itu semua mereka pasti akan mati. Orang yang paling beruntung adalah orang yang paling taat kepada Allah dan paling banyak bekalnya untuk akhirat . . . Assalamu alaikum warahmatullah'."

Kemudian beliau melihat kepada Muaz bin Jabal Radhiyallahu Anhu dan mengatakan, "Ya Muaz! Imamilah salat mereka." Setelah itu, Abu Ubaidah Radhiyallahu Anhu pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.