Wednesday 28 September 2011

Kisah Seorang Ansar 'סיפור של אנסאר'

In the Name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful. God Almighty says in the Holy Quran: "By Time, Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience." (Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. (Surah Al-Asr ‘103: verse 1-3)



Muslim dan lain-lainnya memberitakan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Ada seorang laki-laki menemui Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam seraya berkata, "Sesungguhnya aku dalam keadaan lapar." Beliau mengirim seseorang untuk meminta kepada salah seorang istri beliau.

Namun dia juga tidak mempunyai apa pun kecuali air minum. Kemudian utusan itu disuruh menemui istri beliau yang lain, namun jawabannya juga sama, begitu pula ketika menemui semua istri beliau. Maka beliau bersabda kepada orang-orang yang ada di tempat itu, "Barangsiapa malam ini berkenan menjamu tamu, niscaya Allah akan merahmatinya."

Ada seseorang dari Anshar  bangkit berdiri seraya berkata, "Aku wahai Rasulullah." Lalu orang Anshar ini pulang menuju tempat tinggalnya dan bertanya kepada istrinya, "Apakah engkau mempunyai makanan?" "Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anak," jawab istrinya.

"Lipurlah mereka dengan sesuatu. Jika mereka minta makan malam, bujuklah agar mereka tidur. Jika tamu kita sudah datang, matikan lampu dan tampakkan bahwa seakan-akan kita sudah makan."

Dalam riwayat lain disebutkan, "Jika tamu kita hendak makan, hampirilah lampu dan matikan." Ketika tamunya sedang makan, orang Anshar dan istrinya hanya duduk saja, sehingga malam itu mereka berdua harus menahan lapar. Pada keesokan harinya mereka berdua bertemu Rasulullah Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam, lalu beliau Sallallaahu`Alayhi`waa`Sallam bersabda, "Allah pun merasa takjub karena perbuatan kalian berdua terhadap tamu itu. Dalain riwayat lain ditambahi, lalu turun ayat,

Firman Allah Taala: "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)." (Al-Hasyr: 9).

Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib Wat-Tarhib. *yakni (Anshar: Sahabat Nabi dari madinah (Muhajirin: Sahabat Nabi dari Mekah)

Bukhary dan An-Nasa'y juga memberitakannya. Dalam riwayat Musliin lainnya disebutkan nama orang Anshar itu, yaitu Abu Thalhah Radhiyallahu Anhu, seperti yang disebutkan di dalam tafsir Ibnu Katsir, 4:338.